Karimunjawa, Tempat yang Harus Dikunjungi Sebelum Mati
2 Hari dan 3 malam sepertinya tidak cukup
untuk memuaskan diri menikmati keindahan Pulau Karimunjawa. Pulau ini
sangat sensasional.
Untuk
perjalanan hari pertama, kira-kira pukul 09.00 WIB pagi, mobil yang
menjemput rombongan untuk ke dermaga sudah datang. Dermaganya ternyata
berbeda dengan dermaga feri yang tadi pagi kita kunjungi, karena
sekarang kita dibawa ke dermaga yang terletak dekat dengan alun-alun.
Karena kita rombongan terakhir yang berangkat, begitu sampai langsung
disuruh naik kapal dan memulai perjalanan.
Pagi-pagi sekali, saya sudah dibangunkan
kawan untuk melihat sunrise di dermaga. Kebetulan homestay kami cuma
berjarak 500 meter dari sana. Kapal-kapal nelayan sudah banyak yang
bersandar setelah semalaman mencari ikan dan tidak jauh dari situ ada
tempat pelelangan ikan untuk menjual hasil tangkapan mereka. Karena
jarak yang sangat dekat antara homestay dengan bibir pantai, sempat
terpikir seandainya ada tsunami. Tapi dengan segala kenyamanan dan
keramahan sang pemilik rumah pupus sudah kekhawatiran itu.
Pulau pertama adalah
Pulau Cemara, lumayan jauh dari Pulau Karimunjawa besar. Kalau di pulau
utama masih ada sinyal telepon, nah begitu menjauh sinyal pun hilang.
Padahal sudah men-charge HP semaleman karena listrik hanya nyala dari
pukul 18.00-06.00 pagi. Pasrah deh, HP cuma bisa buat foto-foto dan
rekam video.
Karakteristik setiap pulau di Karimunjawa hampir
sama, kecil, pasirnya putih dikelilingi pantai yang landai, ombaknya
tenang, airnya biru dan banyak ikannya. Karena ombaknya tenang jadi kita
harus hati-hati jangan sampai berenang terlalu jauh dari pulau. Kita
serasa berenang di kolam renang raksasa dan kalau tidak sadar, tahu-tahu
sudah di tengah laut. Buat snorkling biasanya diarahkan berombongan
dari satu titik ke titik lainnya dengan pengawasan beberapa pramuwisata.
Yang harus diwaspadai waktu snorkling adalah pari beracun, kalau
bertemu lebih baik langsung kabur saja.
Sebetulnya snorkling
dekat-dekat dari pantai juga sudah bagus, ikannya banyak, terumbu karang
juga sudah kelihatan. Tapi kalau mau eksplore lebih jauh, bisa ikut
rute yang dibuat para pramuwisata. Untuk keamanan dan kenyamanan kaki
jangan lupa pemanasan karena bakal seharian dan tidak lupa pelampung
dipakai. Jangan berpisah dari rombongan ketika berada di lautan.
Terumbu
karang berwarna-warni dengan variasi ikan yang bermacam-macam hampir
bisa ditemui di setiap spot snorkling. Tapi kalau bertemu karang-karang
besar, dilarang duduk atau berdiri di atasnya, karena itu bisa
merusaknya. Karena karang yang besar bulat dan posisinya tidak terlalu
dalam kadang menggoda kita buat berdiri di atasnya.
Makan siang
pertama tidak perlu repot-repot kita bawa sendiri karena biasanya sudah
masuk paket perjalanan. Menu utamanya pastinya ikan bakar yang langsung
dibakar pada saat kita mau makan. Dari baunya saja sudah bikin perut
lapar apalagi pas lihat sambalnya. Tapi kalo yang nggak suka ikan,
disarankan membawa lauk dari daratan, dari pada makan hanya sambel dan
tempe.
Usai makan, kita bisa berteduh di bawah pohon cemara di
pinggir pantai sambil melihat air laut dan langit yang sama-sama biru
dengan tiupan angin sepoi-sepoi. Hmmm sensasional.
Hawa panasnya
standar daerah pesisir, karena trip biasanya lebih dari satu hari,
pastikan bawa sunblock anti air kalo kulit tidak mau menjadi gosong
karena keasyikan main di pantai. Di tiap pulau meskipun tidak ada
penghuninya biasanya dibangun rumah dan bale-bale untuk peristirahatan
pengunjung. Kalau ada yang mau ditinggal seharian di pulau itu dan
menginap di sana bisa saja. Serasa punya pulau pribadi plus pantai
tentunya.
Di sepanjang pulau-pulau yang kita kunjungi kadang kita
juga bertemu rombongan pengunjung yang lain. Tapi karena sudah diatur
jadwal rombongannya, tidak perlu khawatir mereka akan berkumpul di pulau
yang sama pada jam yang sama. Mungkin ini bisa jadi kekurangan buat
traveler yang lagi hunting pasangan. Selama hari pertama, saya hanya
berenang, naik ke pantai, pindah pulau, berenang lagi, makan dan
foto-foto meskipun cuma numpang kamera orang.
Hari kedua, diawali
dengan trip ke Pulau Menjangan, tempat penangkaran ikan hiu. Di dalam
kolam-kolam kecil yang disediakan, pengunjung bisa uji nyali berenang
dengan beberapa ekor ikan hiu. Pertama sih tegang, tapi saya ingat kalau
ikan hiu bisa merasakan ketakutan mangsanya, jadi pura-pura cuek deh.
Pas masuk ke kolam, ternyata si ikan malah tidak mau mendekati kita dan
cenderung menjauh. Mereka hanya berputar-putar di kolam, kita pun aman.
Karena
pulaunya banyak dan hampir mirip-mirip, saya sampai lupa sudah datang
kemana saja, karena pulaunya tidak diberi papan nama. Tapi ada satu
pulau yang beda, namanya Pulau Gosong. Pulau itu luasnya bisa hanya 1
meter persegi atau 100 meter persegi tergantung pasang surutnya air
laut. Jadi seram kalau terdampar di pulau itu, karena tidak ada
apa-apaa, hanya pasir.
Hari kedua tetep melanjutkan snorkeling,
tapi agak di tengah laut dan tidak terlalu dalam. Jangkar kapal saja
bisa terlihat dan kelilingi dasar pasir putih. Di situ saya berani
berenang tanpa pelampung di sekitar kapal karena seperti di kolam
renang. Kalau mau lihat terumbu karang, bisa snorkeling beberapa puluh
meter dari situ. Lagi asyik berenang, saya bertemu cumi-cumi yang
menyemprot tinta hitam saat dikejar. Air laut yang bening pun seketika
jadi keruh.
Kalau Anda beruntung, bisa juga bertemu penyu, karena
di sana memang habitatnya. Tapi susah mencarinya, saya saja hanya
bertemu penyu yang hidup di penangkaran. Tapi kalau ikan hiu, jangan
sampai bertemu di habitat aslinya, cukup bertemu yang hidup di
penangkaran. Tidak terasa ini hari kedua di Karimunjawa selesai, artinya
besok sudah harus pulang, ah cepet sekali.
Untuk trip perpisahan
kita di bawa ke Tanjung Gelam untuk melihat sunset, lokasinya ada di
ujung utara Pulau Karimunjawa Besar. Katanya, kalau Lebaran orang
Karimunjawa berkumpul di sini sambil makan-makan, asal jangan menyampah
bekas ketupat saja ya. Pantai yang landai ini berhiaskan batu karang,
pohon kelapa dan vegetasi mangrove. Di sini semua rombongan berkumpul.
Ada sekitar 10 kapal yang bersandar, kalo satu kapal berisi 25 orang
artinya sekitar 200 orang berkumpul pada saat itu. Hmmm benar-benar
bisnis yang menjanjikan, mudah-mudahan pengelolaannya semakin baik.
Sehingga, tidak cuma turis lokal yang datang, turis mencanegarapun bisa
ikut menikmati keindahan Karimunjawa.
Kepulauan Karimunjawa
ternyata punya resort yang private letaknya di Pulau Kura-kura katanya
sih kebanyakan turis asing yang datang ke sana. Untuk datang ke
Karimunjawa dari Dermaga Kartini di Jepara, ada kapal feri Muria dan
speed boat dari Semarang dan juga Jepara. Saya naik kapal feri dan
kembali naik speedboat. Kalau kapal feri memakan waktu 5 jam, speed boat
cuma kurang dari 2 jam. Dalam speedboat kursinya nyaman ber-AC dan kita
bisa naik ke dek kapal untuk menikmati se
Untuk urusan hotel, karena low budget, saya pilih
homestay. Tapi untungnya, saya mendapat rumah yang nyaman dengan kamar
mandi bersama yang luas dan air yang tidak pernah berhenti mengalir.
Hotel di sana ada macam-macam, ada hotel terapung di tengah laut atau
resort mewah di pinggir pantai.
Di sana ada juga lho lapangan
terbang, meskipun hanya bisa didarati pesawat-pesawat kecil semacam
Cessna, katanya dari Semarang. Karena tidak terlalu ramai dengan
pedagang oleh-oleh dan suvenir, jadi bingung juga mau beli apa.
Kehidupan malam relatif sepi tanpa ada dunia gemerlap, hanya ada
gonjreng gitar di pinggir pantai atau dangdutan di alun-alun. Untuk melihat INFO Karimunjawa yang lain KLIK DISINI dan untuk Melihat Keindahan karimunjawa Yang Lain KLIK DISINI
Yang
suka wisata alam pasti suka banget Keunikan Karimunjawa. 3 Hari 2 malam
sepertinya tidak cukup untuk mengelilingi semua pulau dan tempat-tempat
menarik lainnya yang ada di sana. Mudah-mudahan tahun depan saya bisa
kembali ke sana, karena menurut yang punya homestay, kalau orang sudah
minum air Pulau Karimunjawa pasti balik lagi ke sana suatu saat.
Karimunjawa, aku akan kembali. sensasi angin kencang dan
percikan air.











